Tuesday, August 6, 2013

KONSEP PENDIDIKAN JASMANI



1.     Konsep dan Teori Pendidikan Jasmani.
Menurut Pangrazi dan Dauer.,(1992), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai berikut “Physical education is a part of the general educational program that contributes, primarily through movement experiences to the total growth and development, and must be conducted in a manner that merit this meaning”. Artinya pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Defenisi yang relative sama dikemukakan Siedentop.,(1990)modern physical education with its emphasis upon education through the physical is based upon the biologic unity of mind and body. This view sees life as totality”. Siedentop menyatakan bahwa pendidikan jasmani modern yang penekanannya atas pendidikan melalui fisik menjadi dasar kesatuan mengenai ilmu biologik pikiran dan badan. Pandangan ini melihat hidup sebagai keseluruhan”. Sasaran utama di dalam pelaksanaan pendidikan jasmani adalah anak-anak yang berusia sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah maupun yang berstatus mahasiswa. Dalam pandangan ini  Wall and Murray (1994)  menyatakan bahwa :
Children are complex being whose thoughts, feelings, and actions are constantly in a state of flux. Because of the dynamic nature of children as they grow and mature, change in one element often affects the others. Thus, it is a “whole” child whom we must educate, not merely the physical or bodily aspect of the child”.  

Pernyataan Wall and Murray di atas adalah anak-anak merupakan yang masih kompleks pemikiran, perasaan, dan tindakan secara terus-menerus dalam keadaan perubahan terus menerus. Oleh karena sifat alami anak-anak yang dinamis sebagaimana mereka tumbuh dan mendewasakan, perubahan satu elemen sering mempengaruhi lainnya. Dengan begitu, secara  utuh anak harus di didik, tidak hanya fisik tetapi juga non fisik .
Pelaksanaan Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar (SD), terkait langsung dengan karakteristik pentahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.  Dalam perjalanan masa kanak-kanak, menurut Santrock (2007:159) tentunya banyak mengalami perubahan bentuk tubuh berdasarkan 2 (dua) pola pertumbuhan, yakni (1) pola cephalocaudal dan, (2) pola proximodistal.  Santrock mengatakan bahwa “pola cephalocaudal merupakan rangkaian pertumbuhan tercepat secara bertahap bekerja dari atas ke bawah, sedangkan proximodistal bekerja dimulai dari pusat tubuh bergerak kearah samping tangan dan kaki”.   
Berdasarkan pernyataan ini, masa bayi dan masa anak-anak awal mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan meningkat dengan cepat selama masa bayi, kemudian melambat selama masa anak-anak usia 6 – 11 tahun.   Pada periode ini merupakan masa tenang sebelum memasuki periode ledakan pertumbuhan secara cepat dimasa remaja yang ditandai dengan masa puber.   Masa puber (gonadarche) adalah periode kematangan fisik yang cepat mencakup perubahan tubuh dan hormon yang terjadi di masa remaja awal.  Hormon adalah bahan kimia yang kuat dihasilkan oleh kelenjer endokrin yang dibawa oleh aliran darah ke sepanjang tubuh sehingga proporsi tubuh berubah manakala seseorang mampu bereproduksi. (John Santrock, 2007: 163).
Dalam masa puber, pelepasan hormon dikendalikan oleh interaksi antara hypothalamus, kelenjer pituitary dan gonad. Hypothalamus adalah struktur dalam otak berfungsi memantau perilaku makan, minum dan seks, sedangkan kelenjer pituitary adalah kelenjer endokrin mengendalikan pertumbuhan dan mengatur kelenjer kelamin (gonad) seperti testis bagi laki-laki, dan ovarium pada perempuan. 
Menurut hasil penelitian National centre for health statistic Stanford University Medical Centre (2005) menyatakan bahwa “pertumbuhan dan perkembangan anak di usia SD mengalami kenaikan tinggi rata-rata 2 inci (5,08) cm hingga sampai 3 inci (7,62) cm dalam setahun”.  Dari hasil penelitian itu, diketahui bahwa rata-rata anak perempuan dan laki-laki pada usia 8 tahun tingginya 4 kaki 2 inci atau 128,82 cm.  Kemudian diketahui pula bahwa berat badan anak bertambah sekitar 5–7 pon atau 2,50 kg–4,50 kg dalam setahun sehingga diketahui pula bahwa usia anak 8 tahun laki-laki dan perempuan beratnya 56 pon atau 28 kg.  Peningkatan berat badan ini terutama disebabkan oleh peningkatan dalam ukuran sistem kerangka tulang dan otot, juga ukuran beberapa organ tubuh lainnya.  Sedikitnya terlibat 3 tahapan, yaitu: (a) tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara usia 5 –7 tahun), (b) tahapan masa akhir (middle childhood) anak-anak, (c) tahapan awal dari pra-adolesen (usia 8 - 10 tahun). 
Konsep Sistem Dinamik.
Menurut Thelen, (1995;2000),Thelen dan Smith (2006) dalam Santrock (2007: 207) berdasarkan teori sistem dinamik Thelen dkk menyatakan bahwa, “untuk membangun keterampilan motorik digunakan hubungan persepksi dan beraksi”. Dalam rangka mengembangkan keterampilan motorik,  anak harus mempersepsikan hal yang menjadi motivasi untuk beraksi dan memanfaatkan persepsinya untuk memperhalus gerakannya. Perihal seperti ini Arthur Gesell (1934) dalam Santrock (2007:207) menyatakan bahwa  “perkembangan motorik terjadi karena adanya perkembangan cetak biru genetis yang disebut maturation (pematangan)”.
Berdasarkan beberapa di atas, dikaitkan dengan konsep perkembangan motorik dan keterampilan anak di usia SD mengalami masa perkembangan yang berbeda.  Pada usia 5–8 tahun, anak baru mulai memiliki kemampuan keterampilan gerak dasar seperti lokomotor, non-lokomotor dan gerak manipulatif.  Kemudian pada usia 8–10, anak baru mulai menguasai keterampilan kegiatan berirama dan permainan, senam, kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan kebugaran jasmani serta keterampilan lanjutan dari penguasaan gerak manipulatif.  Selanjutnya pada usia 10–12 anak baru mulai memasuki pentahapan kemampuan beberapa cabang olahraga dengan keterampilan tingkat tinggi, seperti senam, loncat indah, dan renang.
Pada kelompok usia ini anak-anak sudah memiliki konsep diri (self-concept) untuk dapat beradaptasi dengan tugas-tugas gerak secara beraturan, karena pada usia ini pula anak-anak memiliki kemampuan pengaturan diri terhadap tuntutan perilaku yang berhubungan dengan cabang olahraga itu sendiri. Oleh karena itulah sangat tepat apa yang dikatakan Albert Bandura.
Albert Bandura (1960) dalam John Santrock (2007) menyatakan bahwa  “perilaku manusia benar-benar merupakan perilaku yang di atur sendiri (self-regulation of behavior).  Karena begitu erat hubungannya  antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik dan keterampilan anak, maka ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di SD semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak-anak. Hal ini dengan pertimbangan sebagai berikut : (1) dasar-dasar pengembangan program, (2) pola pertumbuhan dan perkembangan anak, (3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) karakteristik serta minat anak.

2.     Tujuan Pendidikan Jasmani
Menurut Heterington, (1910);William, (1930);Adam, (1959);Weston (1962), menyatakan bahwa “tujuan pendidikan jasmani seringkali didefinisikan dalam redaksi yang berbeda-beda,  namun pada dasarnya dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori sebagaimana dikemukakan Bucher (1964) sebagai berikut : (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial.  Sehubungan dengan tujuan tersebut,  Siedentop (1990) juga mengatakan  the activities themselves are not as important as is what they are used to accomplish. This is why this model has always been referred to as education through the physical”.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang tujuan pendidikan jasmani di atas, satu persatu dijelaskan sebagai berikut :
a)     Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh (physical fitness).
b)     Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
c)     Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya.
d)     Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok masyarakat.

Sehubungan dengan beberapa tujuan pendidikan jasmani tersebut, untuk mengaplikasikannya di sekolah-sekolah. Selanjutnya ada beberapa langkah pendekatan yang harus di lakukan, yakni (a) movement education approach, (b) fitness approach, (c) academic discipline approach, (d) social development approach (model Donal Hellison) dengan istilah “teaching responsibility through physical activity dengan konsep “ levels of affective development”, (e) sport educational approach, (f) adventure education approach, dan (g) eclectic approach. Pendekatan ini perpaduan semua approach yang seperti diatas.
Di Amerika Serikat, ke tujuh macam pendekatan tersebut berhasil diterapkan. Untuk lebih jelasnya, ke tujuh macam pendekatan tersebut dijelaskan berikut ini :
a)     Movement education = pendekatan yang menekankan pada penguasaan keterampilan gerak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kuantitas & kualitas keterampilan gerak secara effesien dan efektif.
b)     Fitness approach = pendekatan ini menekankan pada peningkatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kualitas kebugaran jasmani.
c)     Academic-discipline approach = pendekatan ini menekankan pada penguasaan pendidikan jasmani secara mendalam, seperti bagaimana memelihara gaya hidup (life style) sehat, mengisi waktu luang dll.
d)     Social development model = pendekatan ini menekankan pada perkembangan individu secara sosial sebagaimana dikembangkan Donal Hellison (1973, 1978, 1982) dengan istilah “teaching responsibility through physical activity”, yakni menerapkan konsep “level of effective development
e)     Sport education model = pendekatan ini menekankan pada pemeliharaan dan peningkatan nilai-nilai murni olahraga kompetisi.
f)      Adventure education approach = pendekatan ini menekankan pada aktivitas petualangan yang penuh resiko dalam lingkungan yang bersifat alami.
g)     Eclectic approach = pendekatan ini menekankan pada perpaduan (kombinasi) dari semua pendekatan tersebut di atas.

2 comments:

  1. Wah... Mantap Pak . sering2 share ya pak, biar nambah pengetahuan terhadap mahasiswa Jpok. hehehe

    ReplyDelete
  2. susah nyari bahan tugasnya ni pak ?

    ReplyDelete